Sejarah Kelurahan Sondakan
Kelurahan Sondakan masuk ke dalam wilayah Kecamatan Laweyan.
Pada masa lalu, sebelum pembagian wilayah secaran administrasi, Sondakan dan
Bumi merupakan bagian dari Bumi Laweyan, yaitu sebuah desa perdikan di
bawah Kerajaan Pajang. Konon, asal –usul nama Sondakan berasal dari nama
leluhur yang tinggal di kampung tersebut yang bernama Mbah Sondak.
Kelurahan Sondakan terdiri dari Lingkungan Kampung Sondakan, Premulung, Mutihan, Jantirejo, dan Tegal Rejo. Luas wilayahnya kurang lebih 4,4 km. Dahulu merupakan Pebekalan yang artinya 1 wilayah yang dikepalai Bekel dibawah Pemerintahan Keraton Surakarta. Pada Tahun 1917, Administrasi Sistem Pemerintahan Keraton berubah dari Pebekalan menjadi Kelurahan.
Dahulu Zaman Keraton Luas Tanah disebut Cacah / Bahu / Karyo. Cacahnya atau Luasnya 7000 meter persegi. Pegawai Keraton pada saat itu digaji cacah / tanah. Karena disewakan tanahnya maka tanah tersebut ditarik kembali dan gaji pegawai diberikan berupa Uang sampai saat ini.
Pada Tahun 1926 yang menjadi Lurah pertama kali adalah Raden Toto Wardoyo dan pada tahun 1942 diganti oleh Bapak Siswo Suwito. Kemudian pada tahun 1952 - 1965 dipimpin oleh Bapak Wiryo Surono dan Lurah saat ini di pimpin oleh Bapak Dharji.
Kelurahan Sondakan terdiri dari Lingkungan Kampung Sondakan, Premulung, Mutihan, Jantirejo, dan Tegal Rejo. Luas wilayahnya kurang lebih 4,4 km. Dahulu merupakan Pebekalan yang artinya 1 wilayah yang dikepalai Bekel dibawah Pemerintahan Keraton Surakarta. Pada Tahun 1917, Administrasi Sistem Pemerintahan Keraton berubah dari Pebekalan menjadi Kelurahan.
Dahulu Zaman Keraton Luas Tanah disebut Cacah / Bahu / Karyo. Cacahnya atau Luasnya 7000 meter persegi. Pegawai Keraton pada saat itu digaji cacah / tanah. Karena disewakan tanahnya maka tanah tersebut ditarik kembali dan gaji pegawai diberikan berupa Uang sampai saat ini.
Pada Tahun 1926 yang menjadi Lurah pertama kali adalah Raden Toto Wardoyo dan pada tahun 1942 diganti oleh Bapak Siswo Suwito. Kemudian pada tahun 1952 - 1965 dipimpin oleh Bapak Wiryo Surono dan Lurah saat ini di pimpin oleh Bapak Dharji.
Karena merupakan bagian dari Bumi Laweyan, maka Kelurahan
Sondakan sejak zaman kolonial dahulu sudah terkenal akan batiknya, terutama
batik tulis. Salah satu orang yang mempelopori kerajinan batik di Sondakan
adalah KH. Samanhoedi yang sekaligus merupakan pendiri Sarekat Dagang Islam (
SDI ) pada tahun 1991. Beliau merupakan pribumi yang juga lahir di Sondakan dan
mendapat gelar Pahlawan Nasional.
Kebanyakan orang menganggap bahwa sentra batik terletak di
Laweyan, padahal sebenarnya batik Laweyan justru berasal dari Sondakan karena
sejak dahulu para pengrajin batik (SDM ) berasal dari Sondakan, bukan berasal
dari Laweyan. Di Sondakan sendiri banyak terdapat perusahaan batik dari skala
besar sampai skala kecil, sebagai contoh Batik Danar Hadi, Batik KencanaUngu,
sampai perusahaan batik / konveksi rumah tangga. Tidak hanya terkenal akan
kerajinan batiknya, Sondakan juga terkenal dengan kerajian sangkar burung tulis
dan kerajinan pembuatan keris.
0 komentar:
Posting Komentar