NAPAK
BUDAYA SAMANHOEDI 2012 (NBS 2012) :
MENGUKUHKAN
IDENTITAS KEBUDAYAAN DAN KEPARIWISATA
MASYARAKAT
SONDAKAN
Proses pembangunan pariwisata harus berjalan seiring dengan peningkatan kesadaran Masyarakat. Demikian pula dengan penggalian dan pengkajian potensi suatu wilayah harus sejalan dengan pembangunan daerah sekaligus pembangunan Nasional pada umumnya. Untuk mewujudkan berkembangnya kepariwisataan di suatu wilayah, merupakan tugas bersama antara pemerintah, dunia usaha (swasta), dan masyarakat sesuai dengan profesinya masing-masing, serta memperkuat terciptanya kondisi yang memungkinkan terwujudnya daerah wisata dan iklim yang baik bagi tumbuh berkembangnya sadar wisata masyarakat. Kelurahan Sondakan dengan berbagai potensinya, sangat prospektif untuk dikemas menjadi wilayah yang berorientasi untuk kepentingan kepariwisataan. Untuk itu harus ada icon yang perlu ditonjolkan sebagai daya tarik kepariwisataan. Melihat KH. Samanhoedi sebagai Pahlawan Nasional sekaligus sebagai tokoh pendiri Serikat Dagang Islam (SDI) yang lahir di Sondakan dan pernah jaya pada masa itu, maka Samanhoedi akan kita jadikan sebagai inspirasi sekaligus icon pergerakan dan semangat untuk membangun dan mengembangkan Kelurahan Sondakan sebagai kota tujuan wisata, salah satunya tetap menyelenggarakan even tahunan “Napak Budaya Samanhoedi (NBS)”.
NBS 2012 kali ini adalah tahun ke-2 dalam
penyelenggaraannya, dalam NBS 2012 ini Pokdarwis Kelurahan Sondakan mengangkat
tema “Hanggayuh Jejeging Adil” dan sekaligus sebagai pengukuhkan komitmen stakeholders Kelurahan Sondakan pada
pentingnya masyarakat yang berbudaya. Tanpa mental budaya yang cukup, maka keteraturan,
kenyamanan dan loyalitas terhadap Kelurahan Sondakan tidak akan pernah ada.
Masyarakat berbudaya akan menciptakan iklim persaudaraan yang penuh identitas
dan kepribadian universal.
Selain itu, sudah seharusnya masyarakat Sondakan mencintai
budaya, karena sepanjang sejarahnya, Sondakan dibentuk dari akar budaya Jawa
yang sangat kuat. Banyaknya pekerja seni dan eksisnya pengrajin batik dapat
dijadikan ukuran pendukung. Adat ewuh
pekewuh dan tepo seliro juga
menjadi dasar terbentuknya sosiologi masyarakat Sondakan. Walau sangat beragam,
sejauh ini, Kelurahan Sondakan dapat mengharmonikan semua perbedaan itu dalam
kebersamaan yang maslahat. Artinya, NBS
dapat membangkitkan identitas budaya Masyarakat Sondakan.
Judul: |
NAPAK BUDAYA SAMANHOEDI 2012
|
---|---|
Review: |
Kelurahan Sondakan
|
Tanggal: |
2014-04-08
|
Ringkasan: |
NAPAK BUDAYA SAMANHOEDI 2012 merupakan artikel dari kelurahan Sondakan, kecamatan Laweyan kota Surakarta.
|
Deskripsi: |
NAPAK
BUDAYA SAMANHOEDI 2012 (NBS 2012) :
MENGUKUHKAN
IDENTITAS KEBUDAYAAN DAN KEPARIWISATA
MASYARAKAT
SONDAKAN
Proses pembangunan pariwisata harus berjalan seiring dengan peningkatan kesadaran Masyarakat. Demikian pula dengan penggalian dan pengkajian potensi suatu wilayah harus sejalan dengan pembangunan daerah sekaligus pembangunan Nasional pada umumnya. Untuk mewujudkan berkembangnya kepariwisataan di suatu wilayah, merupakan tugas bersama antara pemerintah, dunia usaha (swasta), dan masyarakat sesuai dengan profesinya masing-masing, serta memperkuat terciptanya kondisi yang memungkinkan terwujudnya daerah wisata dan iklim yang baik bagi tumbuh berkembangnya sadar wisata masyarakat. Kelurahan Sondakan dengan berbagai potensinya, sangat prospektif untuk dikemas menjadi wilayah yang berorientasi untuk kepentingan kepariwisataan. Untuk itu harus ada icon yang perlu ditonjolkan sebagai daya tarik kepariwisataan. Melihat KH. Samanhoedi sebagai Pahlawan Nasional sekaligus sebagai tokoh pendiri Serikat Dagang Islam (SDI) yang lahir di Sondakan dan pernah jaya pada masa itu, maka Samanhoedi akan kita jadikan sebagai inspirasi sekaligus icon pergerakan dan semangat untuk membangun dan mengembangkan Kelurahan Sondakan sebagai kota tujuan wisata, salah satunya tetap menyelenggarakan even tahunan “Napak Budaya Samanhoedi (NBS)”.
NBS 2012 kali ini adalah tahun ke-2 dalam
penyelenggaraannya, dalam NBS 2012 ini Pokdarwis Kelurahan Sondakan mengangkat
tema “Hanggayuh Jejeging Adil” dan sekaligus sebagai pengukuhkan komitmen stakeholders Kelurahan Sondakan pada
pentingnya masyarakat yang berbudaya. Tanpa mental budaya yang cukup, maka keteraturan,
kenyamanan dan loyalitas terhadap Kelurahan Sondakan tidak akan pernah ada.
Masyarakat berbudaya akan menciptakan iklim persaudaraan yang penuh identitas
dan kepribadian universal.
Selain itu, sudah seharusnya masyarakat Sondakan mencintai
budaya, karena sepanjang sejarahnya, Sondakan dibentuk dari akar budaya Jawa
yang sangat kuat. Banyaknya pekerja seni dan eksisnya pengrajin batik dapat
dijadikan ukuran pendukung. Adat ewuh
pekewuh dan tepo seliro juga
menjadi dasar terbentuknya sosiologi masyarakat Sondakan. Walau sangat beragam,
sejauh ini, Kelurahan Sondakan dapat mengharmonikan semua perbedaan itu dalam
kebersamaan yang maslahat. Artinya, NBS
dapat membangkitkan identitas budaya Masyarakat Sondakan.
|
Rating: |
5
|
0 komentar:
Posting Komentar